Senin, 18 Februari 2008

Bunga Nusa Indah Putih Mencegah Kanker Payudara

Bunga nusa indah putih (Mussaenda pubescens) kerap dijumpai di halaman muka rumah yang fungsinya mempercantik tampilan rumah tersebut. Namun, tanaman hias yang terkadang bisa tumbuh liar di semak dan lereng bukit ini ternyata memiliki khasiat sebagai obat. Menurut pakar tanaman obat Hembing Wijayakusuma dalam bukunya Ensiklopedia Tumbuhan Berkhasiat Obat I, tumbuhan nusa indah putih bisa digunakan untuk pemakaian luar dan pemakaian dalam. Beberapa penyakit yang bisa diatasi dengan tanaman ini adalah kanker payudara. Mencegah dan mengatasi kanker payudara, 15 sampai 30 gram batang nusa indah kering atau 30 sampai 60 gram yang segar dan 30 gram herba tapak dara direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Ramuan kemudian disaring dan airnya diminum.

Sumber: Republika Online, Selasa 24 Desember 2002

Sabtu, 16 Februari 2008

Buah Bengkuang Mengatasi Diabetes


Buah Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) ternyata memiliki khasiat sebagai obat. Selain dapat dimakan segar, dibuat rujak, atau asinan. Kegunaan bengkuang antara lain untuk mengatasi penyakit diabetes. Kandungan kimianya adalah pachyrhizon, rotenon, avitamin B1 dan C. Bagian yang digunakan sebagai obat adalah akar atau umbi, biji, dan tangkainya. Bengkuang bisa digunakan untuk pemakaian obat luar dan dalam. Untuk pemakaian luar, bengkuang secukupnya dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit. Pada pemakaian dalam, bengkuang dikupas kulitnya lalu dibuat masakan sesuai selera lalu dimakan. Jika mengidap diabetes, satu atau dua bengkuang diparut lalu disaring dan diminum setiap pagi dan malam hari.

Sumber: Republika Online, Selasa 11 Februari 2003

Bunga Cempaka Dapat Mengatasi Demam

Cempaka atau Michelia champaka Linn adalah sejenis pohon berkayu yang memiliki tinggi rata-rata 30 meter. Di Jawa, umumnya dikenal ada dua jenis cempaka, yaitu cempaka putih dan kuning. Cempaka putih dibudidayakan untuk diambil bunganya. Biasanya, cempaka putih ini untuk campuran sesajian atau wewangian lain. Wewangian itu dihasilkan dari ekstrak minyak asiri bunga, daun, dan kayu cempaka. Kulit kayunya bermanfaat untuk obat sakit demam orang dewasa. Sedangkan, untuk bijinya yang dicampur dengan jahe, dapat dipakai sebagai obat demam pada anak-anak.

Sumber: Republika Online, Selasa 07 Oktober 2003

Kamis, 14 Februari 2008

Kembang Sepatu, Berkhasiat Sebagai Obat.


Kembang sepatu memiliki kandungan kimia yang disebut flavonida, zat samak dan lender. Juga memiliki khasiat anti inflamasi, diuretic, analgesic, sedative dan ekspetoran. Bagian tanaman yang dapat digunakan adalah daun, bunga dan akar. Sedangkan penyakit yang bisa disembuhkan antara lain batuk, keputihan, menstruasi yang tidak teratur dan infeksi saluran kemih. Bagian tanaman yang dipakai untuk menyembuhakan batuk adalah bunganya. Secara sederhana, ambil tiga kuntum kembang sepatu ditambah 200 ml air hangat. Bunga sepatu diremas-remas dan diamkan semalam di tempat tertutup baru kemudian disaring sebanyak 100 ml. Tambahkan satu sendok makan madu, minum sehari sekali, ulangi sampai tujuh hari secara berturut-turut. Mmudah-mudahan berhasil, dan selamat mencoba.

Sumber: AgroIndonesia, Vol. II No. 86.

Buah Alpukat Mengatasi Darah Tinggi



Alpukat (Persea americana Mill) tak sekedar nikmat disantap. Buah yang kaya kalori ini ternyata memiliki khasiat obat yang sangat bermanfaat mengatasi darah tinggi. Alpukat kaya dengan kandungan kimia, antara lain saponin, alkaloida, flavonoida, tanin, polifenol, quersetin, dan gula alkohol persiit. Untuk mengatasi darah tinggi, tiga lembar daun alpukat dicuci bersih lalu diseduh dengan satu gelas air panas. Setelah dingin diminum sekaligus.

Sumber: Republika Online, Selasa 23 Juli 2002

Kaktus Centong ( Opuntia ficus indica ) Penawar Sakit

Tak ada yang menyangka kaktus centong Opuntia ficus indica berkhasiat obat. Di Indonesia tanaman itu hanya sebagai bagus-bagusan, menghiasi taman kering. Itu pun posisinya di bagian belakang lantaran pertumbuhannya cepat. Malahan di sebuah halaman rumah, batang semu tanaman itu dimanfaatkan untuk corat-caret anak-anak muda. Jadilah kaktus centong bagai prasasti yang penuh tulisan.


Padahal, khasiat kerabat buah naga itu beragam. Hasil uji praklinis membuktikan, kaktus centong mujarab mengatasi diabetes mellitus. Anggota famili Cactaceae itu kaya mucilage, serat karbohidrat yang tak larut dalam air, tapi menyerap air. Serat itu mempunyai aktivitas hipoglikemik sekaligus menyediakan nutrisi bagi pankreas. Oleh suku Indian, penduduk asli Meksiko, mucilage yang terdapat pada daun digunakan sebagai salep dan pelembap kulit.

Uji in vivo ditempuh oleh Shin-Mi Park dari Jurusan Kimia Cheju National University, Korea Selatan. Hasilnya ekstrak opuntia berefek neuroprotektif yang tokcer melawan N-methyl-D-aspartate (NMDA), kainate (KA), dan oksigen glukosa deprivasi (OGD). Ketiganya penyebab kerusakan sel otak. Kesimpulannya, ekstrak opuntia potensial sebagai antistroke. Itu terbukti dalam uji lanjutan. Seperti dikutip Ethnopharmacology, dosis 30 mg ekstrak opuntia menghambat perkembangan 25 µm NMDA, KA (30 µm), dan OGD (50 µm). Opuntia melindungi otak secara maksimal.

Tikus yang di diberi 0,1 g opuntia setiap 24 jam selama 5 hari, terbukti luka pada iskemik menurun. Kerusakan otak pada daerah hipokampal tereduksi hingga 36%. Itu membuktikan, konsumsi opuntia meningkatkan zat penghambat kerusakan otak akibat global iskemik.

Tinggi antioksidan

Mencegah tetap lebih baik ketimbang mengobati. Oleh karena itu konsumsilah opuntia sebelum stroke itu menyerang. Sebab, daun opuntia atau sohor dengan sebutan nopal mengandung pektin.

Faedahnya? Selain membantu pencernaan, pektin yang dimanfaatkan menjadi sirop untuk mencegah iritasi lambung. Yang lebih penting, pektin itu juga membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan pelangsing. Selama ini tingginya kadar kolesterol darah biang kerok munculnya stroke, jantung koroner, dan arterioklerosis. Artinya, dengan menjaga kadar kolesterol di bawah ambang normal, 3 penyakit maut itu dapat dicegah.

Pektin tak melulu mengatasi kolesterol. Ia juga musuh bebuyutan berbagai penyakit seperti gonore, diare, rabies, disentri, inflamasi, rematik, dan asma. Secara tradisional daun opuntia yang dihaluskan sebagai pereda nyeri dan luka akibat gigitan tarantula. Penelitian lain membuktikan, Opuntia ficus indica (Opuntia dari kota Opus, Yunani kuno) memiliki antioksidan tinggi. Antioksidan berfungsi 'memerangi' radikal bebas pemicu beragam penyakit degeneratif.

Itulah hasil riset yang ditempuh Luisa Tesoriere dan kolega di Fakultas Farmasi, Universitas Palermo, Italia. Kandungan antioksidan opuntia mampu mengurangi tekanan oksidatif penyebab berbagai penyakit seperti kolesterol, jantung koroner, dan kanker. Tesoriere menguji klinis 18 gadis muda yang diberi konsumsi 250 gram tuna alias buah opuntia segar, kelompok lain diberi 75 mg vitamin C. Frekuensinya sama: 2 kali sehari selama 2 minggu.

Kelompok yang diberi tuna, zat pemicu oksidasi 8-epi-PGF2 dan malondialdehida menurun 30% dan 75%. Yang menggembirakan, LDL (Low Desnity Lipoprotein) hidroksiperoksida-pemicu jatung koroner-menurun separuhnya.

Panasea

Penderita osteoartritis alias radang sendi dan rematik, boleh berharap kesembuhan dari si centong. Setidaknya begitulah hasil riset A.M. Panico dari Departemen Farmasi University of Catania, Viale Andrea, Italia. Panico menemukan senyawa asam hialuronase pada opuntia. Asam hialuronase sebagai pelicin sendi sekaligus memicu produksi zat antiradang seperti nitrogen oksida, glikosaminoglikans, dan prostaglandin.

Nah, kandungan hialuronase penderita radang sendi amat rendah. Untuk mengatasinya, dokter biasanya meresepkan non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID). Celakanya, dalam jangka panjang obat itu membahayakan kesehatan. 'NSAID berbahaya bagi ginjal dan lambung bila diasup terus-menerus,' ujar dr Henry Naland SpB (K) Onk. Dalam risetnya, Panico mengekstrak opuntia dan menghitung kadar asam hialuronase.

Percobaan dilakukan terhadap kondrosit yang diambil dari manusia lantas distimulasi agar terjadi peradangan dengan menggunakan sitokinin interleukin -1ß. Setelah peradangan, kondrosit diberi 10 µg/ml opuntia. Hasilnya menakjubkan, ekstrak opuntia mengeluarkan 200 µm/ml asam hialuronase sebagai antiperadangan dan menstimulasi produksi nitrogen oksida, glikosaminoglikans, dan prostaglandin.

Opuntia memang panasea-sebuah obat yang mampu mengatasi aneka penyakit. Selain sederet penyakit di atas, opuntia juga terbukti membantu menyembuhkan penderita prostat. Seperti dilansir Journal of Alternative and Complementary Medicine, bunga opuntia manjur mengatasi prostat. Peneliti Dan Palevitch mengumpulkan bunga opuntia di perkebunan Nizzanim, Israel. Ekstrak bunga dalam kapsul 250 mg diberikan kepada 88 pasien prostat. Mereka diberi 2 kapsul 3 kali sehari selama 2 bulan.

Pemeriksaan dengan ultrasound untuk mengukur diameter saluran kencing. Urodinamis dan tes mikrobiologi juga dilakukan untuk memeriksa fungsi saluran kencing. Hasilnya, sebagian besar pasien mengalami penurunan frekuensi buang air kecil, rasa sakit saat buang air kecil, dan perasaan penuh pada kandung kemih. Jika begitu opuntia tak sekadar ornamen taman, tapi juga obat mujarab.