Senin, 05 Mei 2008

Anggur Mampu Atasi Rasa Sakit Kanker


Anggur terbukti dapat membantu perempuan mencegah sakit akibat pengobatan kanker payudara. Para dokter di Institute of Cancer Research, London percaya antioksidan yang terkandung dalam anggur dapat melindungi tubuh dari radiasi fibrosis, yakni pengerasan jaringan di sekitar payudara akibat radioterapi yang rasanya sangat menyakitkan. Kondisi ini dialami oleh ribuan perempuan di seluruh dunia setiap tahunnya.

Para dokter belum mengetahui apa yang menyebabkan radiasi fibrosis. Mereka menduga hal ini disebabkan oleh radikal bebas yang dilepaskan selama radioterapi. Radikal bebas ini bahkan merusak DNA.

Seperti diberitakan BBC News baru-baru ini, Professor John Yarnold dari Institute of Cancer Research sedang meneliti kemungkinan antioksidan dalam anggur sebagai penyembuh. Biji anggur, menurutnya, mengandung komponen flavanoid dan antioksidan seperti vitamin E atau C seperti dalam buah dan sayuran lainnya dalam jumlah yang potensial untuk penyembuhan. Ia berencana meneliti 72 orang, separuhnya dia beri ekstrak biji anggur sedang yang lain diberikan pil kosong. Diharapkan dari penelitian ini akan ditemukan kesimpulan bahwa ekstrak biji anggur dapat melindungi perempuan dari fibrosis.

Jus Anggur
Sementara dalam laporan penelitian Shiuan Chen, PhD dari Beckman Research Institute of The City of Hope, jus anggur ditemukan berhasil menekan pertumbuhan sel kanker dengan mencegah sintesa hormon estrogen yang berperan besar dalam perkembangan kanker payudara.
Melalui tes laboratorium, jus anggur terbukti mampu menghentikan produksi hormon estrogen dalam sel. Penelitian terakhir menggunakan tikus yang ditanami sel tumor menunjukkan tikus yang diberi 0,5 ml jus anggur selama lima minggu, ukuran tumornya hanya sepertiga dari tikus yang tidak diberi jus anggur.

Sedangkan penelitian tahun lalu menunjukkan bahwa ekstrak anggur merah (bukan anggur putih) mengandung senyawa yang sama dengan senyawa yang ada di jus anggur yang dapat menekan pembentukan estrogen.
Anggur merah diketahui mempunyai kandungan senyawa fenol yang lebih tinggi dari anggur putih. Fenol mempunyai efek kardioprotektif (flavonoid) yang merupakan antioksidan yang sangat kuat. Flavonoid dapat mencegah oksidasi LDL 20 kali lebih kuat dari vitamin E. Senyawa tersebut terbukti mempunyai efek biologis yang sangat kuat sebagai antioksidan, menghambat penggumpalan keping-keping sel darah, merangsang produksi oksidasi nitrit yang dapat melebarkan pembuluh darah dan juga menghambat pertumbuhan sel kanker.

Pada saat fermentasi anggur merah, senyawa flavonoid yang kompleks ini terurai sehingga mudah diserap tubuh ketimbang dalam bentuk buah segar. Adanya alkohol (10 persen) dalam anggur membuat kandungan flavonoid stabil.

Menurut penelitian Agricultural Research Service, US Department of Agriculture, persenyawaan kedua yang terkandung dalam anggur cukup menjanjikan untuk mencegah kanker. Penelitian ini dilakukan oleh Agnes Rimando dari Natural Products Utilization Research Unit, Oxford, Mississippi.

Dalam penelitian tersebut Rimando melaporkan bahwa senyawa yang disebut pterostilbene (terro-STILL-bien) memiliki kemampuan mencegah kanker yang sama dengan yang ditemukan pada resveratrol, senyawa lain dalam buah anggur. Pterostilbene juga menunjukkan daya hambat yang kuat melawan kanker payudara dalam sel. Meski demikian hal ini harus diteliti lebih lanjut dan diujicobakan kepada manusia.

Menarik untuk melihat pengalaman Fred Wortman dari Georgia yang telah mencoba jus anggur untuk mengobati kanker ususnya. Pengalamannya tersebut dipublikasikan di media The Independence. Ia menjelaskan pengobatan itu dilakukan dengan minum 24 oz jus anggur (dark concord) di pagi hari. Tidak makan apa-apa sampai siang hari. Minum beberapa teguk setiap 10 sampai 15 menit sekali. Setelah pukul 12 siang, makan seperti biasa. Tapi tidak makan apa-apa setelah pukul 8 malam. Karena makanan dapat menghilangkan zat-zat penyembuh yang terkandung dalam anggur. Ia melakukan hal ini setiap hari sampai sekitar dua minggu dalam satu bulan. Pengobatan dengan anggur dark concord ini dilaporkan efektif hampir 100 persen.

Sebelumnya, anggur merah diduga mencegah penyakit jantung koroner. Hal ini dimungkinkan karena kandungan flavonoidnya. Di Prancis, jumlah penderita jantung koroner lebih kecil dibandingkan negara Eropa lain atau Amerika, padahal mereka mengonsumsi lemak dan merokok lebih banyak serta kurang bergerak. Para peneliti mengaitkannya dengan kebiasaan orang Prancis yang menyukai anggur merah.

Tidak ada komentar: